Insiden Batavia Air di Bandara Ngurah Rai Bali patut mendapatkan respon yang kritis dari insan penerbangan Indonesia. Hal sekecil apapun akan berakibat fatal dalam penerbangan. Sosialisasi prosedur dalam penerbangan tentunya menjadi penting dalam hal menjaga tingkat keamanan dan kenyamanan seluruh awak dan penumpang yang ada di pesawat. Itu pendapat saya, bagaimana dengan pendapat anda?.........
Sebelum berpendapat ada baiknya kita bahas dulu seperti apa sih kejadiannya?
Belum ada kejelasan tentang peristiwa naas ini. Belum ada penjelasan dari pihak Batavia Air, apakah memang benar pesawat itu rusak atau hanya isu. Yang jelas, sebelumnya ada kabarada api yang berkobar di Bandara Ngurah Rai.
Bantah Ada Api, Batavia Air Benarkan Penumpang Berhamburan Turun
Pihak manajemen Batavia Air membantah pesawatnya mengalami kebakaran di Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Namun mereka mengakui para penumpang pesawat jurusan Denpasar-Surabaya tersebut berhamburan turun dari pesawat.
“Dalam proses boarding ke Surabaya, entah gimana penyebabnya posisi pesawat dimundurkan. Tiba-tiba ada penumpang berteriak, ada api-ada api,” ujar Direktur Batavia Air M Yamin kepada detikcom, Kamis (3/12).
Yamin menjelaskan, setelah ada penumpang berteriak tersebut, sontak penumpang lainnya panik, sehingga dibukalah pintu belakang pesawat.
“Anda tahu sendirilah, kalau ada satu orang teriak, yang lain ikut-ikutan, akhirnya dibuka pintu belakang,” imbuh Yamin.
Dia menegaskan, sama sekali tidak ada percikan api dalam insiden tersebut. “Saya masih minta ke petugas kami untuk mengecek. Hasilnya sama sekali tidak ada percikan-percikan api,” ungkap Yamin.
Apakah ini cuma ulah orang iseng? “Orang kami di sana yang coba menelusuri,” jawabnya.
Tangga Peluncur Tertiup Angin & Masuk ke Bawah Badan Batavia Air
Sejumlah penumpang mengalami luka saat nekat melompat dari pesawat Batavia Air di Bandara Ngurah Rai. Alat peluncur (balon) yang digunakan untuk menyelamatkan diri sempat tertiup angin dan masuk ke bawah badan pesawat.
“Saya panik dan loncat. Tangga peluncur tertiup angin dan masuk ke bawah,” kata korban luka, Achyad, di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Kamis (3/12).
Achyad mengungkapkan kekecewaannya. “Pesawat itu sudah delay, penumpang tidur di ruang tunggu, dan sekarang saya celaka lagi,” keluh pria yang saat kejadian duduk di kursi nomor 24 ini.
Insiden ini dipicu oleh teriakan ‘kebakaran!’ atau ‘api!’ oleh seorang penumpang. Teriakan ini melahirkan kepanikan dan para penumpang langsung berhamburan keluar dari perut pesawat lewat pintu darurat. Di sinilah sejumlah penumpang terluka, antara lain karena ketindihan penumpang lain yang sama-sama panik.
Terjun dari Pintu Darurat, 4 Penumpang Batavia Luka-luka
Kepanikan melanda para penumpang Batavia saat mesin pesawat tersebut mengeluarkan asap. Mereka berebut keluar dari pintu darurat. Akibatnya, sekitar 4 orang mengalami luka-luka.
“Sekitar 4 orang penumpang luka-luka akibat berebutan keluar dari pintu darurat,” ujar petugas Bandara Ngurah Rai yang tak mau disebutkan namanya kepada detikcom, Kamis (3/12).
Petugas tersebut menambahkan, sebenarnya ada 8 orang penumpang yang terlihat terjatuh dari pintu darurat. Namun dari jumlah itu, hanya 4 orang yang mengalami luka-luka.
“Mereka sudah dibawa dengan ambulans ke RSUD Sanglah Denpasar,” ungkapnya.
Menurut petugas itu, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.40 Wita. Para penumpang tiba-tiba melihat asap dari mesin sebelah kiri pesawat tujuan Jakarta-Surabaya-Kupang itu.
“Pesawat itu sedianya mendarat ke Kupang kemarin. Namun karena ada pesawat yang tergelincir di Bandara Eltari, kemudian dialihkan ke Denpasar. Dan hari ini pesawat itu berniat kembali ke Surabaya,” ujarnya.
Urat Kaki Yanti Putus, Kaki Bai Dowi Dioperasi
148 Penumpang pesawat Batavia Air berebutan turun saat mendengar teriakan ada api dari seorang penumpang. Ada yang urat kakinya putus. Ada juga yang menjalani operasi karena kakinya patah.
3 Penumpang Batavia yang mengalami luka berat yakni Yanti (23) asal Kupang, M Achyad (34) asal Surabaya dan Bai Dowi (24) asal Probolinggo.
6 korban lain yang luka ringan yakni Sisilia Hartati, Hendrika, Mulyati, Lindal, Triono, dan Gremoni.
“Saya ikut panik karena ada yang teriak kebakaran…api. Saya terdesak sampai pintu bagian belakang. Sebenarnya, saya takut loncat dari ketinggian. Karena penumpang saling dorong berebut keluar, saya terdorong dan jatuh,” kata Yanti.
Hal ini disampaikan dia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Kamis (3/12).
Yanti saat itu duduk di kursi nomor 26 di bagian kiri belakang. Kaki Yanti tampak digips dan terpaksa memakai tongkat. “Kata dokter, urat kaki saya putus,” ujar Yanti.
Cerita senada disampaikan M Achyad (34). Pria yang bekerja di perusahaan tekstil ini mengaku panik saat penumpang di bagian depan teriak ada asap.
“Saya tidak melihat asap. Tetapi, saya panik dan langsung loncat. Tulang tumit saya patah,” ujar Achyat.
Sementara Boi Dowi masih berada di meja operasi dan belum bisa dimintai keterangan.
Penumpang Luka Karena Balon Pintu Darurat Tak Bekerja Maksimal
Sejumlah penumpang Batavia Air yang mengalami insiden di Bandara Ngurah Rai terluka saat keluar dari pintu darurat pesawat tersebut. Hal itu disebabkan balon pintu darurat tak bekerja maksimal karena tertiup angin.
Sonny Boy Saerang, salah satu penumpang pesawat tersebut mengatakan, insiden itu terjadi saat pesawat akan take off. Saat akan mulai berjalan ke landasan pacu, mesin pesawat tersebut tiba-tiba mati.
“Awalnya semua normal. Tapi tiba-tiba saja mesin mati. Udara di dalam kabin sangat panas, karena AC juga tidak menyala sekitar 5 menit. Saat mesin menyala kembali, tiba-tiba penumpang yang duduk di sisi kiri melihat asap. Dia kemudian berteriak kebakaran…kebakaran!” tutur Sonny di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Kamis (3/12).
Kepanikan langsung terjadi. Para penumpang, terutama wanita dan anak-anak, menjerit histeris. Beberapa penumpang kemudian membuka pintu darurat di bagian belakang pesawat. Tanpa menunggu perintah lagi, para penumpang kemudian berebut keluar lewat pintu darurat itu.
“Namun balon pintu darurat tersebut tertiup angin sehingga penumpang mendarat di bagian bawah pesawat dan saling bertindihan. Seorang wanita jatuh tertelungkup dan mengalami patah kaki,” ungkap Sonny.
Sonny mengaku, setidaknya ada dua orang penumpang mengalami patah tulang. Sedangkan beberapa lainnya hanya mengalami luka-luka lecet saja.
“Yang saya tahu, setidaknya ada 8 orang yang dilarikan ke RS dengan ambulans ketiga. Saya tidak tahu jumlah korban yang dibawa ambulans kesatu dan kedua,” ungkap pria yang berniat pergi ke Kupang ini.
Sonny menjelaskan, pesawat tujuan Jakarta-Surabaya-Kupang tersebut berangkat dari Jakarta pukul 14.20 WIB, Rabu 2 Desember. Namun karena ada insiden di Bandara El Tari Kupang, pesawat tersebut dialihkan ke Bandara Ngurah Rai. Pesawat itu mendarat pada tengah malam.
“Jadi setelah menginap semalaman di Ngurah Rai, kita tadi mau kembali ke Surabaya,” ungkap Sonny.
Penumpang Batavia Air Trauma
Penumpang Batavia Air yang gagal terbang di Bandara Ngurah Rai Denpasar belum hilang rasa terkejutnya. Mereka trauma atas pengalaman buruk di pesawat.
Apalagi mereka sebenarnya adalah penumpang tujuan Kupang yang batal mendarat di Bandara Eltari Kupang. Kali ini pesawat Batavia Air yang akan membawa mereka ke Surabaya pun disebut mengeluarkan asap dan penumpang berhamburan.
“Saya trauma naik pesawat. Untung pas tadi kejadian, pesawat masih di darat. Kalau tidak, nggak tahu deh nasib saya,” kata Sonny Boy Saerang di Bandara Ngurah Rai, Kamis (3/12).
Sonny mengaku dirinya sudah kelelahan setelah kemarin gagal mencapai Kupang. Kejadian hari ini pun memperburuk keadaan. Hal serupa pun dirasakan Yusuf (46).
“Kita trauma, Mas. Saya tidak jadi deh berangkat ke Kupang. Saya mau bertemu keluarga saya saja di Denpasar,” kata Yusuf.
Kronologi Insiden Batavia Air di Bandara Ngurah Rai
Tidak ditemukan tanda-tanda kebakaran di pesawat Batavia Air di Bandara Ngurah Rai. Mesin pesawat pun tidak mengalami kerusakan.
Kapala Puskom Publik Departemen Perhubungan Bambang S Ervan memaparkan kronologi insiden pesawat jenis 737-400 dengan register PKYVR jurusan Denpasar-Surabaya ini, kepada detikcom, Kamis (3/12).
Pesawat Batavia jenis 737400 dengan register PKYVR jurusan Denpasar-Surabaya akan berangkat ke Surabaya pada pukul 11.00 WIB. Pesawat itu berpenumpang 148 orang.
Tujuan Batavia Air sebenarnya ke Kupang. Karena pesawat Merpati mendarat darurat di Kupang sehingga bandara ditutup, pesawat Batavia lantas menginap di Bandara Ngurai Rai.
Saat start engine dengan ground power, ada penumpang yang mengatakan mesin pesawat bagian kiri terbakar. “Api…api…!” teriak si penumpang.
Lalu, timbulah kepanikan. Semua penumpang memaksa keluar walau telah ditahan oleh pramugara.
Pintu belakang pesawat dibuka. Namun sebelum alat meluncur (balon) terbuka, penumpang sudah loncat sehingga ada yang kakinya patah dan retak.
“Jumlah korban belum tahu. Ada 2-3 orang dan sedang didata,” ujar Bambang.
Bambang memastikan berdasarkan hasil pengecekan tidak ditemukan tanda-tanda kebakaran. Pesawat pun masih termasuk baru.
“Pilot sudah mengecek, dan dia tidak melihat ada asap. Saat menghidupkan mesin, juga tidak ada asap. Kalau ada api, ada tanda hitam di mesin, gosong bekas asap,” papar dia.
Selain itu, menurut dia, tidak ada kerusakan mesin sama-sekali. “Kata petugas bandara, tidak ada kejadian apapun juga,” kata Bambang. (sumber : detik.com)
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Ps Frens komentarmu sangat berarti bagi kemajuan dan keselamatan Penerbangan Indonesia."shArE aND think IT diFFerent"
Note: Only a member of this blog may post a comment.