PESAWAT SIPIL UNTUK MILITER?? Jalan pintas dan murah

Penggunaan pesawat sipil untuk tugas2 militer bisa dirunut sejak diciptakan pesawat itu sendiri. Walaupun, persyaratan yg diharuskan sangatlah spesifik untuk sebuah pesawat dapat diterima oleh kalangan militer, akan tetapi tetap saja ada sejumlah kecil pasar pesawat komersial yg selalu dapat dirubah dengan cepat untuk kepentingan militer seperti tugas pengisian bahan bakan diudara (aerial tanker role).

Pada masa kini, situasi diatas meningkat dengan diterimanya beberapa pesawat (propeler maupun jet) untuk melakukan tidak hanya patroli maritim atau pengawasan EEZ, tetapi juga tugas yg lebih kompleks seperti pesawat peringatan dini, inteligen elektronik atau perang anti kapal selam.

Alasan untuk melebarkan ketertarikan2 pada pesawat2 sipil ini dapat dihubungkan nilai ekonomis dalam mengadopsi pesawat yg sudah ada, dimana pesawat2 tsb sudah diproduksi secara luas. Tidak hanya hal pembiayaan untuk pembuatan pesawat dari awal, tetapi juga dalam hal dukungan logistik. Lebih jauh lagi, dengan teknologi yg semakin canggih dimana komponen elektronik dapat diperkecil dalam hal ruang, maka pesawat yg dipilih untuk tugas tertentu dapat dipilih pula dari jenis pesawat2 jet jangkauan regional ataupun antar benua.

Akan tetapi, sebuah pesawat komersil untuk dapat dirubah untuk kepentingan tugas2 militer harus memenuhi beberapa karakteristik, seperti:
- Ukuran kabin yg luas untuk mengakomodasi sejumlah perangkat elektronik (biasanya pengaturan sensor2 atau koordinasi situasi taktis).
- Suasana tempat bekerja yg nyaman ( temperatur, kebisingan, tempat istirahat, dll).
- Power supply yg besar dan sistim pendingin yg baik untuk tugas2 elektronik.
- Konfigurasi pengangkutan yg fleksibel sehingga memudahkan untuk trade-off antara jumlah yg diangkut untuk suatu tugas dan bahan bakar yg dibutuhkan.
- Kompabilitas dalam memasang berbagai antena di badan pesawat, sayap, dan ekor serta terdapatnya ruang terpisah sehingga mengurangi gangguan tetapi tetap dapat meradiasi jangkauan.
- Jangkauan jarak jauh atau lamanya terbang (flight endurance) pada kecepatan tinggi (untuk tipe pesawat turbofan).

Dari sudut pandang pabrik pesawat, pasar ini tidaklah besar dari segi jumlah, tetapi sangat menjanjikan jika melihat biaya modifikasi pesawat untuk menerima peralatan spesifik yg diinginkan. Jadi nilai tambahnya dapat dikatakan melebihi dari pembelian langsung pesawat2 komersil.

Terdapat perbedaan menarik dari para pembuat pesawat2 ini, sebagai contoh pabrik Embraer dan juga Dassault, membuat dan memasarkan macam2 tipe militer untuk pesawat2 komersial mereka. Sedangkan Gulfstream dan Bombardier hanya menyuplai pesawat secara “kosongan”, untuk diintegrasikan sesuai dengan misi yg diinginkan kepada kontraktor yg dituju. Pendekatan kasus per kasus juga dapat dilakukan, seperti contoh, Boeing ditunjuk sebagai kontraktor utama pada penyediaan pesawat tanker dan AEW, tapi juga menyuplai pesawat “kosongan” 767-400ER kepada Northrop Grumman yg ditunjuk sebagai kontraktor utama pada penyediaan pesawat E-10A MC2A (Multisensor Command and Control Aircraft)

Dibawah ini sedikit diulas beberapa aplikasi saat ini:

AIRBUS NARROW BODY FAMILY (A319/320/321)

Pesawat Airbus 321 dipilih oleh konsorsium TIPS (Transatlantic Industrial Proposed Solution), yg mana didalamnya terdapat EADS,Galileo Avionica, General Dynamics Canada, Indra, Northrop Grumman, dan Thales untuk menyediakan NATO sistim penginderaan darat dari udara.

Aplikasi potensial lainnya adalah sebagai patroli maritim. Jenis A320 MPA telah ditawarkan kepada negara Jerman dan Itali untuk memenuhi persyaratan yg diinginkan sebagai pengganti ATLANTIC. Walaupun proyek ini tidak tercapai, AIRBUS masih mencari pembeli2 potensial. Untuk MPA/ASW dari jenis A319 sedang ditenderkan kepada angkatan laut India. Kebutuhan untuk memodifikasi badan pesawat sangatlah besar, dikarenakan AL India menginginkan tempat penyimpanan senjata didalam pesawat dimana sudah termasuk rudal udara-darat di sayap pesawat.

AIRBUS A330MRTT
 

Keinginan AIRBUS untuk masuk kedalam pasar militer akhirnya berbuah denga manis dengan dipesannya sejumlah pesawan A310 untuk tugas2 cargo dan angkutan personil ( sudah beroperasi AU dari Belgia, Kanada, Perancis, Jerman dan Thailand), dan diikuti dengan konversi MRTT (Multi Role Tanker Transport) di Jerman dan Kanada. AU Chili menerima 2 pesawat A310 untuk tugas pesawat VIP dan MRTT.
Kandidat yg paling menjanjikan dari AIRBUS adalah jenis A330 yg mempunyai kapasitas angkut yg besar (baik untuk volume maupun berat) dan dengan nilai ekonomis menggunakan configurasi 2 mesin. AU Australia dan AU Inggris memenangkan pesawat ini ketika berkompetisi dengan BOEING. AU Australia sebagai pemesan pertama, memakai 5 pesawat jenis ini, dan pesawat pertama langsung diterbangkan dari Toulose 30 Maret 2006 ke EADS CASA Spanyol, tepatnya di Getafe untuk dikonfigurasikan sebagai pesawat tanker. Pesawat tanker Australia ini, dengan kode KC-30B mempunyai 3 refuelling boom, dan mempunyai sistim bela diri yg canggih dengan memakai sistim Northrop Gumman AAQ-24 DIRCM (Directed, Infra-Red Counter Measures ). Pengiriman A330 MRTT kepada RAAF direncanakan tahun ini hingga 2011, dan kemampuan operasi akan dimulai sejak 2009.

A300-200 dipilih oleh konsorsium AirTanker untuk menyediakan AU Inggris pesawat angkut dan tanker selama 27 tahun, dengan menggunakan 14 pesawat jenis ini baru dan bekas untuk menggantikan VC10 dan Lockheed TRISTAR. AU Arab Saudi memesan 3 pesawat dengan opsi 3 buah lagi, sedangkan AU Uni Emirat Arab memesan 3 pesawat. Kedua negara ini membutuhkan pesawat tanker mutakhir untuk armada pesawat perang mereka (F-15, TORNADO dan TYPHOON)

Riset sedang digalakkan untuk pengembangan tingkat volume transfer “boom” pada A310 di Getafe oleh EADS supaya dapat menyamai atau lebih dari spesifikasi yg diinginkan oleh USAF dalam menyuplai F-15, F-16 dan yg mutakhir F-35 JSF).

Potensi yg paling besar untuk memenangkan tender pesawat tanker adalah tender pesawat tangker pengganti (KC-X) untuk pesawat KC-135, dengan pemesanan untuk gelombang pertama sebanyak 179 pesawat. Dan tidak menutup kemungkinan untuk tipe dual role (cargo dan tanker) yg mana mungkin juga menggunakan tipe pesawat yg berbeda.

ATR-42/72 MP/ASW

Pesawat transport regional bermesin turboprop keluarga ATR-42/ATR-72 telah melahirkan jenis militer untuk patroli laut (dengan sejumlah batasan) tugas ASW.

ATR-42 MP SURVEYOR
 
diluncurkan pertengahan 90-an untuk polisi bea cukai Itali dengan pemesanan 3 pesawat, kemudian penjaga pantai Itali dengan pemesanan 2 pesawat. Peralatan pesawat ini berdasarkan sistim ATOS (Airborne Tactical and Observation System) oleh Galileo Avionica. Sistim ini menyediakan tugas yg komplet, dan pengaturan komunikasi termasuk didalamnya sensor2 seperti FLIR, TV, searchlight dari Spectrolab dan peluncur flare dari Thiokol, plus perlengkapan ESM. Tugas2 dilakukan dari 2 konsol multifungsi, dan persenjataan yg terbatas dapat dibawa di sisi sayap untuk kanon 12,7mm.

Pada bulan Agustus 2005, Turki memesan 10 pesawat ATR-72 ASW dibawah program MELTEM-3. ATR-72 adalah modifikasi dari ATR 72-500 dan mengintegrasikan kemampuan patroli laut ATR-42 MP plus kemampuan tambahan ASW dan SuW dengan peluncur sonobuoys, Magnetic Anomaly Detector (MAD), peluncur chaff/flare, 2 dept charge, 4 A244S atau 2 MU90 torpedo ringan, dan 2 rudal permukaan AM39 EXOCET.

Angkatan laut Itali sedang mempertimbangkan ATR-42 atau yg lebih besar ATR-72 untuk memperkuat armada ATLANTIC ASW mereka yg sudah mulai tua. Nantinya, ATLANTIC diperbaharui untuk kepentingan ASW, dan ATR-42/72 untuk pengoperasian penugasan patroli laut sehari-hari, dan pengawasan EEZ.

BOEING 737 FAMILY

Sudah sejak lama pesawat2 Boeing digunakan oleh sipil maupun militer, terutama untuk tipe BOEING 737. Hingga saat ini ada 2 jenis 737 yg sudah diluncurkan, yaitu, P-8A MP/ASW untuk US NAVY dan AEW&C untuk pasar ekspor.

Boeing P-8A POSEIDON

Program pengembangan pesawat multi tugas laut (MMA) untuk US NAVY yaitu P-8A berdasarkan pesawat Boeing 737-800 hingga saat ini terus berlangsung. Riset dengan menggunakan wind tunnel termasuk kegiatan persenjataan terpisah sudah diselesaikan. Diproyeksikan pesawat ini akan mulai beroperasi tahun 2013 dengan pemesanan sebanyak 108 pesawat. Program pengembangan dengan Jerman dan Italy tidak tercapai, tetapi telah digantikan oleh India dan Australia. Pada waktu yg bersamaan, Boeing juga sedang mempelajari kemungkinan versi lain dari P-8A untuk tugas2 Inteligen, Pengamatan dan mata2 (ISR) dan inteligen sinyal (SIGINT).

Dasar pesawat yg digunakan untuk P-8A dan AEW&C adalah seri 737-700 dengan penambahan pada sayap, dan daya angkut seperti seri 800. Untuk P-8A dilakukan modifikasi yg cukup besar untuk mengakomodasi persenjataan yg ditempatkan didalam pesawat walaupun sudah terdapat di sayap untuk rudal2 udara-laut. Pesawat ini juga dilengkapi dengan radar pencari buatan Raytheon AN/APY-10 yg ditempatkan dihidung pesawat serta peluncur sonobuoy internal (120 unit). Terdapat 7 tempat konsol untuk bekerja dan ruang istirahat yg cukup luas.

Boeing 737 AEW&C

Hingga saat ini, pesawat dengan sistim peringatan dini terbaik di dunia masih diakui adalah E-3 SENTRY AWACS berdasarkan pesawat Boeing yg lebih besar 707. Dengan teknologi yg semakin canggih dan dapat diperkecilnya sejumlah peralalat elektronik, maka sudah tidak dibutuhkan lagi pesawat berbadan lebar untuk tugas2 selanjutnya.

Proyek WEDGETAIL (AIR 5077) sudah memberikan AU Australia dengan 6 (opsi satu) pesawat Boeing 737 AEW&C yg mana 2 sudah harus diberikan tahun 2008. Sensor utama pesawat ini menggunakan radar phased arrayNorthrop Grumman L-band Multi-role Electronically Scanned Array Antenna (MESA) yg mampu melakukan secara simultan pencarian dan traking target2 di udara dan darat. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistim peringatan dan penanggulangan ancaman seperti sistim Missile Approach Warning (MAW) yg bekerja sama dengan Directed Infra-Red Countermeasures (DIRCM) yg terletak di ekor pesawat bersama peluncur chaff/flares dan radar jammer.

AU Turki juga sudah memesan 4 pesawat dengan opsi 2 pesawat. Pesawat pertama yg sudah dikirim pada tahun 2007, akan diikuti dengan 3 pesawat lainnya yg akan dimodifikasi dan dilengkapi di Turki oleh perusahaan TAI.

Pesawat ini juga dipesan oleh AU Korea Selatan sebanyak 4 buah dan besar kemungkinan akan dipesan juga oleh AU Malaysia.

Boeing B-767
Pesawat seri ini mempunyai potensi besar untuk menjadi pesawat pengganti jenis tanker US AIRFORCE KC-135 STRATOTANKER yg menggunakan seri Boeing 767-200. Besar kemungkinan pemesanan akan mencapai sebanyak 500 pesawat. Pada saat yg sama, KC-767 GTTA (Global Tanker Transport Aircraft) sudah berhasil dengan pasar ekspor dengan pemesan negara pertama yaitu Itali, kemudian Jepang (4 pesawat). Kapasitas total angkut bahan bakar 112.000 liter.

Rencana AU Italy tahun 2005 mengalami kemunduran dalam mengoperasikan pesawat ini dikarenakan terdapat kendala pada sisi2 sayap pipa instalasi pengisian (yg disyaratkan harus dapat mengisi bahan bakar pesawat2 Eurofighter, TORNADO, dan AMX). Pipa pengisian pada ekor pesawat masih memasang rigid boom dari Boeing dengan remote kontrol dari crew yg terletak dibagian depan pesawat. Perangkat Remote Aerial Refuelling Operator (RARO-II) adalah pengembangan yg lebih canggih dari yg terdahulu KC-135 dan KC-10, yg membutuhkan operator untuk beroperasi dibagian bawah belakang pesawat. Dengan peralatan diatas maka pesawat KC-767 milik AU Itali dapat mengakomodasi pesawat2 F-35A yg akan dipesan, sedangkan F-35B yg akan beroperasi untuk AL Itali sudah pasti akan menggunakan sistim yg dipakai oleh pesawat2 US NAVY.

Pasukan bela diri Jepang memesan 4 pesawat tanker KC-767 (dengan kemungkinan pemesanan kembali 4 pesawat), mengikuti pemesanan sebelumnya yaitu 4 pesawat AEW&C dengan dasar pesawat yg sama untuk memudahkan dukungan logistik.

Pesawat2 B-767 AWACS milik JASDF dilengkapi dengan radar buatan Northrop Grumman AN/APY-2 yg berbentuk piringan diatas badan pesawat.

BOMBARDIER BD-700 GLOBAL EXPRESS
Dengan badan pesawat yg besar, pesawat bisnis bermesin jet ganda Bombardier BD-700 GLOBAL EXPRESS yg mempunyai signifikan jarak jangkau menjadi pesawat yg ideal untuk tugas2 jarak sedang pengawasan dan pengintaian. Dengan ruang kabin yg cukup luas dan kapasitas bahan bakar yg besar, RAF memilih GLOBAL EXPRESS sebagai platform sistim udara pengintaian darat atau disebut ASTOR (Airborne Stand Off Radar). Karakteristik yg dapat dilihat dengan kasat mata dari pesawat SENTINEL R.1 (demikian dijuluki oleh RAF) adalah bentuk seperti perahu kanoe dibawah badan depan pesawat, yg mana aerodinamisnya diimbangi dengan beberapa fin pada bagian ekor pesawat. Pesawat ini dilengkapi dengan radar Raytheon dual-mode GMTI-SAR (pembaharuan radar ASARS yg menjadi perlengkapan pesawat Lockheed Martin TR-1/U-2). Sistim ASTOR dapat bekerjasama dengan sistim Joint STARS milik Amerika yg dapat memberikan info2 penting bagi pasukan2 sekutu, terutama fungsi komando dan kontrol. Seluruh sistim ASTOR akan mulai beroperasi tahun ini, sistim ini terdiri dari 5 pesawat SENTINEL R.1 dan 8 stasiun darat. Sistim ini dioperasikan bersama antara AU dan AD Inggris yg terletak di pangkalan udara RAF Waddington, dan dukungan operasi oleh perusahaan Raytheon yg mempunyai kontrak selama 10 tahun

DASSAULT FALCON FAMILY
Dassault Aviation diakui mempunyai banyak pengalaman dalam mengkonversi pesawat2 jet bisnis menjadi pesawat2 militer untuk banyak negara. Pengguna terbesarnya adalah penjaga pantai Amerika US Coast Guard. Pada tahun 80 an mereka memesan 41 HU-25 GUARDIAN (berdasarkan pesawat MYSTERE XX/FALCON 20) untuk tugas2 pengawasan laut. Beberapa saat lalu, FALCON 900 MSA sudah beroperasi di Jepang untuk tugas2 yg sama, dan AL Perancis mengoperasikan FALCON 50M SURMAR.
Produk terbaru Dassaul FALCON 900 MPA sudah ditawarkan kepada AL India dimana disebutkan lebih murah daripada P-8A, A320 atau P-3C bekas. FALCON 900 MPA didasari pesawat FALCON 900DX tetapi menggunakan mesin yg lebih kuat Honeywell TFE731-60 dan konsumsi bahan bakar yg irit sehingga mampu bertahan diudara selama 3 jam pada jarak 2200km dari pangkalan. Sensor2 utama menggunakan sistim AMASCOS dari perusahaan THALES, yg termasuk didalamnya radar pencari permukaan OCEAN MASTER dan kamera FLIR serta data link taktis dan komunikasi satelit. Tipe EW (peringatan dini) dapat juga dipasang sesuai dengan keinginan pemesan. Antena radar ditempatkan dibawah dalam pesawat, dan persenjataan dapat dibawa diluar pesawat dibawah sayap.

EADS CASA CN 235 & 295
Pesawat CN-235 awalnya adalah program kolaborasi antara Spanyol dan Indonesia, yg didisain dari awal untuk kebutuhan pesawat sipil dan militer. Produk mereka diakui berhasil dalam tugas2 yg canggih dimana membutuhkan pemasangan sistim kontrol dan pengintaian. Terutama CN-235 versi MP (patroli laut), penggunanya adalah Spanyol, Kolumbia, Ekuador, Indonesia, Irlandia, Turki.

Perkembangan terbaru adalah versi HC-235A milik US Coast Guard yg ditunjuk untuk dilengkapi menjadi pesawat ‘Deepwater” dengan pemesanan sebanyak 3 unit dan opsi 6 unit. Pesawat ini akan melakukan tugas jarak jangkau menengah termasuk search and rescue, kontrol polusi laut, interdiksi obat2 laut dan angkutan barang dan personil.

C-295 adalah versi pesawat militer dengan penguatan pada badan pesawat, struktur dan roda pendarat untu memenuhi persyaratan militer. Kapasitas bahan bakan meningkat dari 5,264 menjadi 6,714 liter, dan dapat dilengkapi dengan pengisian bahan bakar diudara. Sayap pesawat dapat dilengkapi dengan 6 pilon untuk angkut luar (dua 800kg sisi dalam, dua 500kg tengah, dua 300kg sisi luar) Pesawat ini ditawarkan dalam bentuk 2 versi: versi standar C-295M Angkut, dan C-295MP/ASW PERSUADER untuk tugas2 patroli laut dan perang anti kapal selam. Untuk C-295MP/ASW dilengkapi peralatan standar EADS FITS (Fully Integrated Tactical System) dengan 4 konsol untuk operator dan radar pencari Litton APS-504(V)S5, dan dapat membawa sunobuoys2 dan beragam persenjataan anti kapal selam.

Pesawat C_295 MP/ASW sudah terjual untuk Algeria (4 unit), dan Portugis (5 unit, 3 dilengkapi dengan FITS). Pada tahun 2005, Venezuela memesan 10 C-295M dan 2 PERSUADER, tetapi kemudian batal karena intervensi dari pemerintah AS.

EMBRAER ERJ-145 FAMILY
Keberhasilan pesawat jet regional seri ERJ-145 yg diproduksi lebih dari 1000 pesawat, dari awal sudah dikembangkan juga untuk versi militer dengan kode EMB-145. Untuk tugas2 militer, EMB-145 mempunyai ruang kabin yg luas sehingga dapat mengakomodasi perlengkapan yg cukup besar. Tugas2 yg dapat dilaksanakan oleh EMB-145 antara lain ELINT (Electronic Intelligence), SIGINT (Signal Intelligence), AEW&C (Airborne Early Warning and Control) , AGS (Airborne Ground Sensor), MP/ASW (Maritime Patrol/Anti-Submarine Warfare), dan juga tanker.

Pemesanan pertama oleh AU Brazil pada tahun 1997 untuk 5 pesawat EMB-145SA AEW&C. Sensor utama pesawat ini menggunakan buatan Swedia Ericsson PS-890 ERIEYE side-looking radar yg ditempatkan dibagian atas badan pesawat. Akibat ditempatkannya alat sensor ini, maka diperlukan tambahan beberapa fin dibawah badan pesawat dan sepasang fin vertikal yg diletakkan diatas dan dibawah ekor horisontal pesawat.

EMB-145SA juga dipesan oleh AU Yunani 4 pesawat dan AU Meksiko 1 pesawat.
AU Brasil juga mengoperasikan 3 pesawat versi EMB-145RS (R-99B) yg ditugaskan untuk tugas2 remote sensing seperti: kontrol polusi lingkungan, memonitor ekploitasi sumber daya alam, mendeteksi aktivitas2 ilegal, dll. Untuk pesawat jenis ini, sensor utamanya adalah radar IRIS (Integrated Radar Imaging System) dari MacDonald Dettwiler Kanada.yg diletakkan dibawah badan pesawat. Alat2 sensor lainnya adalah Star SAFIRE FLIR dan DAEDALUS UV, IR dan visible light line scanner.

Untuk saat ini, versi militer terbaru EMB-145 adalah EMB-145 MP/ASW dimana 2 pesawat jenis ini sudah dipesan oleh AU Meksiko. Pesawat ini dilengkapi dengan radar SEAVUE untuk pengamatan permukaan dan multi target engagements, serta magnetic anomaly detector, FLIR, dan peralatan ESM.

Versi terpenting dari seri ini adalah EMB-145ABS (Airborne Ground Sensor) yg dipilih oleh Lockheed Martin dan Harris Corporation sebagai kontraktor utama US dalam pengadaan program US joint Aerial Common Sensor (ACS). Ditunjuknya pesawat ini merupakan faktor penting untuk Embraer dikarenakan jumlah pemesanan yg besar ( 38 pesawat untuk US Army dan 19 pesawat untuk US NAVY). Sayangnya pada tahun 2005, program ini dibatalkan dikarenakan Lockheed Martin salah dalam mengkalkulasi volume, berat, beban listrik dan pendingin yg disyaratkan.

Jika program ini akan dilanjutkan tahun 2009, maka pesawat yg diperuntukkan akan menjadi lebih besar seperti Embraer 190, Gulfstream G550, dan Bombardier GLOBAL EXPRESS.

GULFSTREAM G550
Gulfstream dikenal luas sebagai perusahaan penghasil pesawat2 jet ukuran besar untuk kalangan bisnis atas. Seperti sudah ditulis diatas, kombinasi dari kabin yg luas serta jarak jangkauan yg jauh/durasi terbang yg lama menghasilkan pesawat yg cocok untuk melakukan beragam tugas2 militer.

Masuknya Gulfstream akhir2 ini di pasar pesawat militer, dan ambisi terbesarnya saat ini adalah dengan dipesannya 7 (opsi 2) pesawat G550 oleh AU Israel. Pemesanan ini sudah termasuk 3 pesawat yg akan didisain oleh EITAM, yg akan menjadi pesawat yg ditugaskan sebagai CAEW (Conformal Airborne Early Warning) dilengkapi dengan radar phased array IAI/Elta PHALCON, dan 3 pesawat yg ditugaskan sebagai SEMA (Special Electronics Mission Aircraft) dgn kode SHAVIT, untuk misi ELING/SIGINT dengan perlengkapan EL/1-3001 Airborne Integrated Signal Intelligence System (AISIS).

Program untuk merubah menjadi Gulstream G550 CAEW membuat pesawat ini mengalami perombakan besar-besaran. Antena PHALCON yg panjang dan permukaan rata ini dipasang dari samping depan badan pesawat hingga kebelakang, dan untuk memberikan cakupan 360 derajat maka dibutuhkan 2 antena tambahan dihidung dan ekor pesawat tersebut. Pesawat untuk modifikasi SHAVIT sudah dikirim tahun 2005-06, dan yg untuk modifikasi CAEW sejak 2006.

Pengembangan yg akan datang untuk G550 (dan umumnya pesawat sipil ukuran sedang yg bisa diadaptasi oleh militer), adalah untuk tugas sebagai tanker. Untuk pesawat2 jenis ini, akan memberikan nilai yg lebih ekonomis untuk sejumlah angkatan udara dengan armada pesawat yg terbatas.

Disadur penuh dari
Military Technology
Vol. XXXII – Issue 3 – 2008
Page 24-31

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Ps Frens komentarmu sangat berarti bagi kemajuan dan keselamatan Penerbangan Indonesia."shArE aND think IT diFFerent"

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More